Selasa, 01 Desember 2009

Qurban: Istiqamah dalam ke-Tanpa Maknaan

Ibadah-ibadah yang bernuansa sosial agaknya tetap tak bergeming, istiqomah dalam "ketanpa maknaan". Mental-mental "QOBIL" agaknya makin merasuki sebagian kaum muslimin. Sebenarnya saya merasa senang dengan datangnya Idul Adha. Namun satu sisi, miris pula melihat prakteknya. Lihat saja bagaimana orang miskin harus berebut daqing qurban bak harimau hendak memangsa buruannya. Shohibul Qurban memesan jatah daging terbaik dari sembelihannya. Panitia tak ketinggalan meminta jatah lebih dari yang seharusnya. Belum lagi para aghniya' masih pada enggan mengulurkan hewan qurbannya ke daerah-daerah yang membutuhkan. Fenomena ini sungguh miris. Harus ada upaya kedepan untuk memperbaikinya. Paling tidak dengan motivasi yang benar akan memberikan dampak positif bagi pe-qurbannya. So ini PeEr bersama, mewujudkan qurban yang penuh makna..

Selasa, 24 November 2009

Mengukur Ketulusan Jama'ah Haji: Antara Haji dan Rekreasi

Kurang lebih 210 ribu warga negara Indonesia menunaikan ibadah haji. Sebagai jama'ah terbesar di dunia, tentu problem yang dihadapi makin komplek juga. Khusus problem motivasi, agaknya jadi problem serius. Hal ini terbukti, belum ada dampak yang signifikan terhadap problem-problem sosial, politik di indonesia pasca para jama'ah menunaikan ibadah haji. Semakin banyak alumni-alumni haji seharusnya Indonesia dapat terurus dengan baik, namun nyata tak berbekas. Pemberian gelar haji bagi alumni haji agaknya justru menjadi batu sandungan mereka tuk bergerak mengatasi problem-problem sosial. Mereka justru enggan bergaul dengan orang-orang ekonomi lemah, karena merasa derajatnya lebih tinggi dibanding yang belum haji. So yang belum haji, tata motivasi sebelum berangkat haji..

Minggu, 20 September 2009

Upaya Memaknai Pesan Moral Zakat

Setiap apa yang diperintahkan Allah SWT pasti terdapat pesan yang luar biasa besar, sekalipun terkadang terkesan remeh. Seperti halnya zakat fitri yang setiap muslim Indonesia hanya diwajibkan membayar kira-kira 2.5kg beras per tahunnya. Namun jika dicermati dengan seksama sebenarnya zakat fitri itu kewajiban sebagai simbul kepedulian terhadap sesama. Semangat zakat seharusnya adalah semangat kepedulian, sehingga zakat tidak akan terkubur setelah selesainya shalat idul fitri. Semangat kepedulian ini juga harus terus dibawa pasca seseorang membayarkan zakatnya. Andai semangat ini terus dibawa oleh kaum muslimin, niscaya para fakir miskin, yatim piatu dll akan merasa aman kapanpun dan dimanapun dia berada. Mereka tidak perlu perlu susah payah menengadahkan tangannya, tetapi kaum hartawan yang akan sibuk mencari untuk mengulurkan tangannya..

Selasa, 25 Agustus 2009

Menimbang kelayakan "Haramnya Mengemis"

Fenomena pengemis menjadi ladang pekerjaan telah banyak merebak di berbagai daerah. Tangoklah bagaimana anak-anak sampai orang dewasa yang setiap hari menengadahkan tangannya ke jalan, rumah, toko dll untuk mengais rejeki. Awalnya terasa wajar, karena seolah mereka memang sedang membutuhkan rejeki untuk sekedar mempertahankan hidupnya. Namun lama kelamaan banyak hal yang menyimpang dari perilaku para pengemis. Lihat, bagaimana para ibu mengeksploitasi anak-anaknya dijalanan, orang sehat berpura-pura sakit dengan melumuri kakinya dgn darah buatan, atau orang-orang tua yang di sebar ke berbagai daerah oleh sindikat tertentu. Hal ini tentu memilukan. Apalagi telah ditemukan fakta bahwa para sebagian pengemis bukanlah orang miskin. Perlu barangkali sejenak menengok salah satu hadits Nabi saw sebagai bahan pertimbangan istimbat hukum, tentang pengemi. Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa meminta-minta kepada manusia sementara ia memiliki kemampuan maka ia datang pada hari kiamat dengan bekas cakaran atau garukan di wajahnya”. Ada yang bertanya, “Apakah batas kecukupan itu ya Rasulullah?” Belum berkata, “50 dirham atau emas yang seharga dengan itu.” [Shahih, Abu Dawud 1626, Tirmidzi 650, Nasa'I V/97, Ibnu Majah 1840, Ahmad I/388 & 441, Ad Darimi I/386]

Kamis, 23 Juli 2009

Ini Semua Tentang Alam

Alam itu punya sifat dasar indah, sejuk, nyaman, adem, seger, ramah. Hanya saja, dia bisa seketika merubah ujudnya menjadi mengerikan. Itu sangat tergantung bagaimana kita bergaul dengan alam. Angin itu sejuk, tapi bisa membuat remuk. Air itu menyegarkan, tapi kadang menghancurkan. Api itu hangat, tapi bisa juga menyengat. So tebarlah senyum kepada alam. Karena alam adalah sahabat. Dekatlah dengan alam, maka kau akan temukan kedamaian..

Minggu, 24 Mei 2009

Belajar Dari Cicak & Ayam

Banyak yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin seluruh kehidupan makhluknya. Sehingga banyak yang harus pontang-panting untuk mendapatkan harta mulai dari yang halal sampai yang haram demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Harta telah menjadi tujuan, motivasi didalam setiap aktivitasnya karena takut tidak bisa hidup tanpa harta. Saudaraku..marilah kita belajar dari makhluk yang tidak berdaya seperti cicak dan ayam. Cicak tidak mampu terbang, sementara makanannya nyamuk bisa terbang. Ayam betina bertelur, setelah menetas ditinggal si jago, mereka tidak punya makanan simpanan, tempat tinggal untuk menghidupi sekian banyak anaknya dan kondisi seperti itu terus berulang. Tidakkah kalian berfikir, darimana mereka bisa hidup? Bagaimana mungkin cicak dan ayam bisa hidup kalau Allah tidak menjamin kehidupannnya..

Antara Kerja dan Dakwah

Membagi waktu antara bekerja dan dakwah amatlah sulit. Selain waktu yang sempit, terkadang waktu telah habis untuk bekerja tanpa ada jaminan hasil akan maksimal. Kepentingan dakwah hampir pasti terpinggirkan karena ada disisa-sisa tenaga pasca bekerja. Disinilah perlu ada kompromi yang tidak mengalahkan kedua kepentingan tersebut. Bekerja sambil berdakwah, atau berdakwah sambil bekerja. Ternyata kedua-duanya kurang tepat. Karena sesungguhnya kebutuhan yang dapat dihasilkan dari bekerja, mampu tercukupi oleh imbas dari kegiatan dakwah. Setidaknya itulah pengalaman kami & teman-teman selama roadshow menyebarkan pelatihan al-Qur'an 11 kota di DIY dan Jateng. Allah swt pun telah berjanji akan menolong siapa saja yang menolong agama Allah. So..berdakwahlah, tolonglah agama Allah, insya Allah kebutuhan duniamu akan dicukupkan oleh Allah...

Senin, 11 Mei 2009

Silaturrahmi Ke Kyai Syamsudin Ngawi, Penulis Metode Tarsana

Metode TARSANA adalah cara mudah belajar membaca al-Qur'an dengan cepat. Sesuai dengan namanya TARSANA singkatan dari Tartil (sesuai tajwid), Sari' (Cepat), Nagham (lagu), metode ini dapat cepat dikuasai oleh para peserta dengan sistem 7 jam. Yang unik dari metode ini adalah buku panduan hanya 7 lembar dan metode menghafalnya dengan mengucapkan huruf dengan keras sambil diragukan. Alhamdulillah saya bersama bpk. Roziqin bisa sowan ke pak kyai untuk belajar bagaimana mengajarkan metode tarsana. Nuansa yang sungguh menakjubkan kita lihat, ketika kita dia ajak pak kyai melihat lokasi pelatihan.Tergambar dengan jelas bagaimana semangat para orang tua, dewasa dan anak-anak belajar membaca al-Qur'an, mereka berkumpul mengucapkan ayat-ayat al-Qur'an dengan suara yang keras. Sungguh ini pemanadangan yang menyejukkan. Terima kasih pak kyai atas sambutannya yang begitu hangat, mudah-mudahan kita bisa ikut mengembangkan metode TARSANA di Yogyakarta dan sekitarnya..

Minggu, 03 Mei 2009

Belajar dari tukang parkir

Hari ahad, 3 mei 2009 saya datang ke gedung wanitatama. Sembari menunggu teman yang sedang mencari buku, tidak sengaja mata saya mencermati perilaku tukang parkir yang begitu tulus melayani orang-orang yang menitipkan mobil dan motornya. Tiba-tiba terdengar suara a' agym yang sedang memberikan tausiyah di gedung kuntari. Beliau mengatakan, lihat tukang parkir. Mereka tidak sombong ketika dia memiliki ratusan mobil dan motor, dan tidak pula merasa 'nelangsa' ketika banyak orang mengambilnya. Kenapa tukang parkir merasa tenang-tenang saja kehilangan mobil dan motor dihadapannya. Karena dia sadar bahwa semua apa yang dia miliki adalah titipan. Betul bgt bro kata a' agym. Itulah seharusnya sifat yang kita miliki, menganggap semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah saja. Tidak ada secuilpun barang yang kita miliki ini kecuali hanyalah titipan Allah kepada kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh bangga dan sombong dengan apa yang kita miliki, dan kita gak boleh sedih jika apa yang kita miliki hilang begitu saja. Kembalikan semuanya kepada Allah. So belajarlah dari tukang parkir, yang sadar betul bahwa kemewahan yang ada dihadapannya hanya titipan saja..

Jumat, 10 April 2009

Pelajaran dari Bogor: Kreatif dan Punya Nilai Tambah

Pelajaran berharga yang kita dapat selama 3 hari berada di Bogor agar menjadi orang luar biasa. "Setiap aktifitas harus ada unsur kreatif dan nilai tambah". Kreatif adalah aktifitas yang keluar dari rutinitas. Cobalah anda berjalan ditempat yang tidak biasa orang berjalan disana, buatlah karya yang belum pernah ada, manfaatkanlah benda-benda yang dicampakkan orang, tersenyumlah saat orang menangis, larilah kencang saat orang berjalan, bangunlah saat orang tidur, bekerjalah saat orang istirahat. Dan yang tidak boleh lupa, beri nilai tambah dalam aktifitas anda. Menyelamlah sambil minum air, lakukan yang wajib perhatikan sunnah, Jabat tangannya dan berilah senyuman. Dan masih banyak contoh yang serupa. So berbuatlah sesuatu yang kreatif dan berilah nilai tambah didalamnya..

Sabtu, 28 Februari 2009

Fiqh Kepentingan

Hah fiqh apa pula itu, celetuk orang Batak. Ehm diakui atau tidak, sepertinya nuansa fiqh yang ada di Indonesia sekarang sudah tidak murni lagi, artinya sudah banyak dilumuri oleh nuansa kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok. Fenomena ini semakin lama makin nampak jelas. Tengok aj ketika muncul fatwa MUI tentang haramnya rokok, siapa tuh yang menentang? Siapa lagi kalau bukan para perokok, dan organisasi yang pengurusnya banyak merokok. Banyak dalil yang dikeluarkan untuk membantah argumen MUI, padahal sebenarny "dia gak mau berhenti merokok aj" he he. Lihat pula pro konta halal haramnya musik, bagi yang suka dan pinter musik ya boleh lah hukumnya. Tapi yang yang suaranya fals, gak becus pegang gitar, haramlah hukumnya. O iya ada yang lupa, tu lihat juga kontroversi poligami. Bagi yang punya uang banyak, wajah tampan, maco, gembar-gembor poligami aja kemana-mana. Seolah-olah isi Qur'an tuh membahas Poligami semua. Tapi ibu-ibu yang mudah cemburu, gaji suami pas-pasan, mengecam keras aksi poligami sampai-sampai da'i kondang a' Agym jadi korbannya. Aduh saudaraku, mau sampai kapan ini terjadi!!! Sampai kapan kita terus mementingkan diri kita sendiri!!! Gak usah dijawab, Capek Tau...

Rabu, 11 Februari 2009

Menyoal Fatwa Haram Rokok dan Golput !!! Jangan Terjebak Sisi Negatif Kontroversi

Pasca mencuatnya fatwa MUI yang dianggap "kontroversial" tentang haramnya rokok (4 kriteria) dan golput, banyak muncul komentar-komentar mulai dari yang manis, sinis sampai yang sadis. Komentar tersebut bertebaran di televisi, radio, surat kabar bahkan sampai buletin-buletin di masjid. Suatu saat saya melihat debat yang seru layaknya petinju (saling serang) di TVone antara Ust. dari MMI dan Ust. dari MUI tentang kontroversi golput. Wo alah batinku, kok mau-maunya mereka diadu oleh TVone. Saya pribadi bangga terhadap MMI dan MUI, tapi kenapa mereka jadi saling serang layaknya petinju. Baru saja juga saya membaca salah satu buletin di Jogja, ia memproklamirkan diri sebagai gerbang penjaga aqidah. Luar biasa bangga saya terhadap buletin itu. Tapi setelah ada fatwa MUI ini, ada dibelakang rubriknya komentar-komentar tentang fatwa haramnya rokok dan golput. Ada yang bilang; MUI konyol, Sak enak udele dewe dll. Aduh tambah sedih saya lihat fenomena ini. Bisa jadi komentar mereka itu lebih KONYOL dari pada fatwa MUI yang mereka anggap konyol. So saya cuman mengajak teman-teman, jangan terjebak dengan fenomena kontroversi. Karena komentar-komentar yang jelek tersebut justru akan memberikan gambaran yang kurang baik terhadap pelakunya. Kata-kata yang baik, perilaku yang arif adalah cerminan pribadi yang mulia. Soo bersikaplah arif terhadap kontroversi..

Sabtu, 07 Februari 2009

Ustadz Juga Manusia!!! ................................. Kader PKS Jambi Tertangkap Di Panti Pijat

Zulhamli Al Hamidi, anggota DPRD Kota Jambi dari Fraksi PKS, Selasa siang, tertangkap sedang berada di dalam kamar salah satu panti pijat saat operasi Pekat yang digelar Poltabes Jambi. Berita ini sempat menggemparkan masyarakarat Indonesia. Walaupun sebenarnya perilaku yang jauh lebih parah dari itu sering kita dapati, tapi selama ini juga adem-adem saja. Hanya saja karena yang melakukan itu adalah kader PKS, responnya menjadi beda. Dari respon masyarakat yang terlalu berlebihan itu sebenarnya ada beberapa hal yang perlu difahami. Diantaranya: 1. Ustadz itu tetap manusia, dia bukan dewa atau malaikat yang lepas dari dosa. Artinya itu hanya 1 titik noda yang sebenarnya tidak sebanding dengan perjuangan beliau selama ini. Maka kasus itu sebenarnya tidak akan menghapus semua kebaikan yang beliau lakukan selama ini. So beri kesempatan kepada beliau untuk memperbaikinya. 2. Masyarakat kita masih berfikir atomistik, menilai seseorang/partai dari sesuatu yang kecil. Ibaratnya seseorang yang punya gigi 1 hitam. Masyarakat tdk akan melihat sekian banyak gigi yang putih, pasti yang dilihat 1 yang hitam. Inilah realitas masyarakat kita. So kita harus lebih banyak belajar melihat sesuatu yang positif dibanding secuil yang negatif. 3. PKS seharusnya berbangga diri dengan kasus ini, karena slogan PKS, Bersih, Peduli dan Profesional telah mengakar kuat dimasyarakat. Buktinya dengan kasus kecil saja, masyarakat sudah heboh dan tidak terima. Jika dengan kasus ini masyarakat tenang-tenang saja. Itu justru jadi bahan intropeksi yang jauh lebih rumit dibanding intropeksi kasus ini. So MAJU TERUS BANG ZULHAMLI...

Sabtu, 31 Januari 2009

Wahai Para Caleg, APA SIH MAU KAMU ?!!!!!.......... Jual Tampang & Manipulasi Amal Sholeh

Setiap hari saya wira-wiri di jalan raya. Hampir setiap hari saya lihat foto para artis, eh caleg maksudnya bertebaran dimana-mana. Dalam benak saya sering bertanya-tanya "apa sih maumu?". Pesta demokrasi di Indonesia telah berubah menjadi ajang untuk nampang para caleg layaknya para model. Yang lebih memilukan adalah mereka juga melakukan manipulasi amal sholeh. Lihat bagaimana mereka selalu mengumandangkan pembelaan terhadap rakyat kecil, padahal sebelum jadi caleg santai-santai aj melihat kemiskinan. Atau gambar para caleg yang cuman 1 x melakukan donor darah, sudah jadi slogan kepedulian dll. Wis emboh lah, ana-ana bae. Yah saya sih cuman berharap bahwa para caleg itu sadar bahwa menjadi wakil rakyat itu bukan permainan atau lahan mencari pekerjaan, tetapi benar-benar wujud kepedulian terhadap rakyat. Bagi pemilih, hati-hati ya. Jangan terjebak tampang dan mulut manis, tapi lihat betul aktivitas dia sebelum jadi caleg. So kamu akan menemukan, wakil rakyat yang sesungguhnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com