Fenomena pengemis menjadi ladang pekerjaan telah banyak merebak di berbagai daerah. Tangoklah bagaimana anak-anak sampai orang dewasa yang setiap hari menengadahkan tangannya ke jalan, rumah, toko dll untuk mengais rejeki. Awalnya terasa wajar, karena seolah mereka memang sedang membutuhkan rejeki untuk sekedar mempertahankan hidupnya. Namun lama kelamaan banyak hal yang menyimpang dari perilaku para pengemis. Lihat, bagaimana para ibu mengeksploitasi anak-anaknya dijalanan, orang sehat berpura-pura sakit dengan melumuri kakinya dgn darah buatan, atau orang-orang tua yang di sebar ke berbagai daerah oleh sindikat tertentu. Hal ini tentu memilukan. Apalagi telah ditemukan fakta bahwa para sebagian pengemis bukanlah orang miskin. Perlu barangkali sejenak menengok salah satu hadits Nabi saw sebagai bahan pertimbangan istimbat hukum, tentang pengemi. Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa meminta-minta kepada manusia sementara ia memiliki kemampuan maka ia datang pada hari kiamat dengan bekas cakaran atau garukan di wajahnya”. Ada yang bertanya, “Apakah batas kecukupan itu ya Rasulullah?” Belum berkata, “50 dirham atau emas yang seharga dengan itu.” [Shahih, Abu Dawud 1626, Tirmidzi 650, Nasa'I V/97, Ibnu Majah 1840, Ahmad I/388 & 441, Ad Darimi I/386]
Materi Kuliah Agama Islam
Curug Pitu
Link Sahabat
Salam Persaudaraan, Antara Ukhuwan dan Ashobiyah
Assalamu'alaikum wr. wb
Secara konsep, sangatlah mudah membedakan antara ukhuwah (persaudaraan) dan ashobiyah (fanatisme), namun dalam realisasinya sangatlah sulit untuk dipilah. Sering kita tidak sadar telah terjebak dalam shabiyah, yang mungkin selama ini dianggap sebagai ukhuwah. Hal ini perlu kajian ulang dan pemikiran yang jernih, untuk bisa menemukan hakekat ukhuwah islamiyah yang sesungguhnya.
Sebenarnya ukhuwah dikalangan kaum muslimin sudah cukup bisa dibanggakan. Hanya saja sangat disayangkan, ukhuwah ini hanya terjalin dalam skala lokal. Rasa saling berbagi, bersaudara hanya terjalin sesama kelompok, partai dan organisasi tertentu saja. Ukhuwah seperti inilah yang seharusnya dipangkas, karena ia sesungguhnya hanyalah ashabiyah. Karena ukhuwah yang sesungguhnya harus dipupuk adalahpersaudaraan lintas kelompok, partai dan organisasi..
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Selasa, 25 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar