Sabtu, 28 Februari 2009

Fiqh Kepentingan

Hah fiqh apa pula itu, celetuk orang Batak. Ehm diakui atau tidak, sepertinya nuansa fiqh yang ada di Indonesia sekarang sudah tidak murni lagi, artinya sudah banyak dilumuri oleh nuansa kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok. Fenomena ini semakin lama makin nampak jelas. Tengok aj ketika muncul fatwa MUI tentang haramnya rokok, siapa tuh yang menentang? Siapa lagi kalau bukan para perokok, dan organisasi yang pengurusnya banyak merokok. Banyak dalil yang dikeluarkan untuk membantah argumen MUI, padahal sebenarny "dia gak mau berhenti merokok aj" he he. Lihat pula pro konta halal haramnya musik, bagi yang suka dan pinter musik ya boleh lah hukumnya. Tapi yang yang suaranya fals, gak becus pegang gitar, haramlah hukumnya. O iya ada yang lupa, tu lihat juga kontroversi poligami. Bagi yang punya uang banyak, wajah tampan, maco, gembar-gembor poligami aja kemana-mana. Seolah-olah isi Qur'an tuh membahas Poligami semua. Tapi ibu-ibu yang mudah cemburu, gaji suami pas-pasan, mengecam keras aksi poligami sampai-sampai da'i kondang a' Agym jadi korbannya. Aduh saudaraku, mau sampai kapan ini terjadi!!! Sampai kapan kita terus mementingkan diri kita sendiri!!! Gak usah dijawab, Capek Tau...

Rabu, 11 Februari 2009

Menyoal Fatwa Haram Rokok dan Golput !!! Jangan Terjebak Sisi Negatif Kontroversi

Pasca mencuatnya fatwa MUI yang dianggap "kontroversial" tentang haramnya rokok (4 kriteria) dan golput, banyak muncul komentar-komentar mulai dari yang manis, sinis sampai yang sadis. Komentar tersebut bertebaran di televisi, radio, surat kabar bahkan sampai buletin-buletin di masjid. Suatu saat saya melihat debat yang seru layaknya petinju (saling serang) di TVone antara Ust. dari MMI dan Ust. dari MUI tentang kontroversi golput. Wo alah batinku, kok mau-maunya mereka diadu oleh TVone. Saya pribadi bangga terhadap MMI dan MUI, tapi kenapa mereka jadi saling serang layaknya petinju. Baru saja juga saya membaca salah satu buletin di Jogja, ia memproklamirkan diri sebagai gerbang penjaga aqidah. Luar biasa bangga saya terhadap buletin itu. Tapi setelah ada fatwa MUI ini, ada dibelakang rubriknya komentar-komentar tentang fatwa haramnya rokok dan golput. Ada yang bilang; MUI konyol, Sak enak udele dewe dll. Aduh tambah sedih saya lihat fenomena ini. Bisa jadi komentar mereka itu lebih KONYOL dari pada fatwa MUI yang mereka anggap konyol. So saya cuman mengajak teman-teman, jangan terjebak dengan fenomena kontroversi. Karena komentar-komentar yang jelek tersebut justru akan memberikan gambaran yang kurang baik terhadap pelakunya. Kata-kata yang baik, perilaku yang arif adalah cerminan pribadi yang mulia. Soo bersikaplah arif terhadap kontroversi..

Sabtu, 07 Februari 2009

Ustadz Juga Manusia!!! ................................. Kader PKS Jambi Tertangkap Di Panti Pijat

Zulhamli Al Hamidi, anggota DPRD Kota Jambi dari Fraksi PKS, Selasa siang, tertangkap sedang berada di dalam kamar salah satu panti pijat saat operasi Pekat yang digelar Poltabes Jambi. Berita ini sempat menggemparkan masyarakarat Indonesia. Walaupun sebenarnya perilaku yang jauh lebih parah dari itu sering kita dapati, tapi selama ini juga adem-adem saja. Hanya saja karena yang melakukan itu adalah kader PKS, responnya menjadi beda. Dari respon masyarakat yang terlalu berlebihan itu sebenarnya ada beberapa hal yang perlu difahami. Diantaranya: 1. Ustadz itu tetap manusia, dia bukan dewa atau malaikat yang lepas dari dosa. Artinya itu hanya 1 titik noda yang sebenarnya tidak sebanding dengan perjuangan beliau selama ini. Maka kasus itu sebenarnya tidak akan menghapus semua kebaikan yang beliau lakukan selama ini. So beri kesempatan kepada beliau untuk memperbaikinya. 2. Masyarakat kita masih berfikir atomistik, menilai seseorang/partai dari sesuatu yang kecil. Ibaratnya seseorang yang punya gigi 1 hitam. Masyarakat tdk akan melihat sekian banyak gigi yang putih, pasti yang dilihat 1 yang hitam. Inilah realitas masyarakat kita. So kita harus lebih banyak belajar melihat sesuatu yang positif dibanding secuil yang negatif. 3. PKS seharusnya berbangga diri dengan kasus ini, karena slogan PKS, Bersih, Peduli dan Profesional telah mengakar kuat dimasyarakat. Buktinya dengan kasus kecil saja, masyarakat sudah heboh dan tidak terima. Jika dengan kasus ini masyarakat tenang-tenang saja. Itu justru jadi bahan intropeksi yang jauh lebih rumit dibanding intropeksi kasus ini. So MAJU TERUS BANG ZULHAMLI...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com