Seminar yang berlangsung mulai tanggal 27 hingga 30 November tersebut, menurut sekretaris Seminar Dr. Susiknan Azhari, M.A., merupakan upaya untuk menggali khazanah keilmuan mengenai hisab dan rukyat yang menjadi dasar penentuan awal bulan Kamariah di Indonesia. “Selama ini yang menjadi patokan mengenai penanggalan Kamariah adalah Muhammadiyah dan NU, tetapi ternyata banyak ormas-ormas lain yang mempunyai patokannya sendiri, dengan dasar syar’I dan keiilmuannya sendiri juga, sehingga pada forum ini, kita menggali khazanah keilmuan yang mungkin akan bergguna bagi tercapainya kalender Hijriah bersama,” jelasnya saat ditemui di unirest UMY, Ahad (30/11/2008).
Menurut peserta sekaligus pemateri dari Persis, Syarif menuturkan, pentingnya ada kesepahaman diantara ormas Islam dan jamaah yang mempunyai patokan dalam menentukan tanggal Bulan Kamariah, walaupun sulit untuk menyatukan diantara ormas yang mempunyai dasar sendiri. Seminar dengan tema Merajut Ukhuwah Di Tengah Perbedaan, dihadiri beberapa narasumber diantaranya Jamaah An-Nadzir, Tarikat Naqsyabandiyah, PB NU, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Persis, dan PP Muhammadiyah..
Menurut peserta sekaligus pemateri dari Persis, Syarif menuturkan, pentingnya ada kesepahaman diantara ormas Islam dan jamaah yang mempunyai patokan dalam menentukan tanggal Bulan Kamariah, walaupun sulit untuk menyatukan diantara ormas yang mempunyai dasar sendiri. Seminar dengan tema Merajut Ukhuwah Di Tengah Perbedaan, dihadiri beberapa narasumber diantaranya Jamaah An-Nadzir, Tarikat Naqsyabandiyah, PB NU, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Persis, dan PP Muhammadiyah..
0 komentar:
Posting Komentar