Sikap Muhammadiyah terhadap Syiah :
Pertama:
Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang
ma’shum. Oleh sebab itu, Muhammadiyah menolak konsep kesucian Imam-imam
(Ishmatul Aimmah) dalam ajaran Syiah.
Kedua: Muhammadiyah
meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak menunjuk siapa
pun pengganti beliau sebagai Khalifah. Kekhalifahan setelah beliau diserahkan
kepada musyawarah umat, jadi kekhalifahan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin
Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhum adalah
sah. Oleh sebab itu, Muhammadiyah menolak konsep rafidhahnya Syiah.
Ketiga:
Muhammadiyah menghormati Ali bin Abi Thalib sebagaimana sahabat-sahabat yang
lain, tetapi Muhammadiyah menolak kultus individu terhadap Ali bin Abi Thalib
dan keturunannya.
Keempat:
Syiah hanya menerima hadis dari jalur Ahlul Bait, ini berakibat ribuan hadis
shahih –walaupun diriwayatkan Bukhari-Muslim- ditolak oleh Syiah. Dengan
demikian, banyak sekali perbedaan antara Syiah dan Ahlus Sunnah baik masalah
aqidah, ibadah, munakahat, dan lain-lainnya.
Ini
disampaikan oleh Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc. MA dalam Seminar Nasional Tentang
Syiah yang diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan, 19 Januari 2014