Selasa, 01 Desember 2009

Qurban: Istiqamah dalam ke-Tanpa Maknaan

Ibadah-ibadah yang bernuansa sosial agaknya tetap tak bergeming, istiqomah dalam "ketanpa maknaan". Mental-mental "QOBIL" agaknya makin merasuki sebagian kaum muslimin. Sebenarnya saya merasa senang dengan datangnya Idul Adha. Namun satu sisi, miris pula melihat prakteknya. Lihat saja bagaimana orang miskin harus berebut daqing qurban bak harimau hendak memangsa buruannya. Shohibul Qurban memesan jatah daging terbaik dari sembelihannya. Panitia tak ketinggalan meminta jatah lebih dari yang seharusnya. Belum lagi para aghniya' masih pada enggan mengulurkan hewan qurbannya ke daerah-daerah yang membutuhkan. Fenomena ini sungguh miris. Harus ada upaya kedepan untuk memperbaikinya. Paling tidak dengan motivasi yang benar akan memberikan dampak positif bagi pe-qurbannya. So ini PeEr bersama, mewujudkan qurban yang penuh makna..

Template by : kendhin x-template.blogspot.com